Kamis, 04 Desember 2014

Siapakah Pemimpin Itu?



MAKNA PEMIMPIN YANG SESUNGGUHNYA

Apakah yang dimaksudkan dengan Pemimpin itu?
Kata Pemimpin yang sering di identikkan dengan seorang kepala, ketua maupun pemerintah adalah seorang yang menjadi tumpuan harapan dari suatu kelompok kecil maupun kelompok besar. Merupakan penggerak yang menentukan jalan mana yang harus kita tempuh dan jalan mana yang tidak boleh kita lalui, semua akan tergantung kepadanya.
Terkadang seorang pemimpin masih mempunyai atasan lagi dimana atasan ini mempunyai kekuasaan yang lebih besar dari pemimpin itu dan lebih berhak di dalam memutuskan segala hal di dalam suatu kelompok. Namun yang sering terjadi adalah jika kekuasaan tertinggi ada di tangan seorang pemimpin maka orang yang berada tepat dibawahnya tidak dapat di katakan pemimpin lagi tetapi mungkin hanya dikatakan ketua, kepala bagian,direktur,dsb atau sebaliknya kekuasaan tertinggi ada di tangan seseorang yang diberi gelar Direktur maka bisa saja orang yang di bawahnya akan di sebut pemimpin. Tergantung dari cara mereka memandang yang mana lebih pantas digelari seorang pemimpin,ketua, kepala,direktur,dll.
Kita telah mengetahui bahwa dari  seorang pemimpin itu mempunyai kedudukan yang paling tinggi di dalam suatu golongan, baik golongan kecil maupun golongan yang besar. Tetapi makna seorang pemimpin tidak berarti hanya tahu memerintah tetapi seorang pemimpin haruslah bisa menangani segala hal di dalam suatu ruang lingkup yang di pimpinnya, dia harus bisa memberikan keamanan dan kenyamanan kepada seluruh bawahannya agar mereka semua dapat menjalankan tugasnya dengan baik tanpa ada rasa keterpaksaan maupun tekanan. Seperti seorang Pemerintah yang memimpin sebuah Negara, dia harus bisa menciptakan rasa kenyamanan dan kesejahteraan kepada rakyatnya agar seluruh rakyatnya pun bisa bekerja dengan sepenuh hati dan tidak dalam kondisi tertekan (Seperti Negara diktator).  Jadi Intinya Pemimpin itu bukan hanya tahu mengeluarkan perintah-perintah baik secara lisan maupun secara tulisan kepada bawahannya tetapi seorang pemimpin sewaktu-waktu harus bisa  turun langsung ikut melihat,ikut membantu dan mengamankan sendiri hal-hal yang belum tuntas. Kalau hanya Cuma tahu memerintah dan seluruh tubuhnya hanya terikat terus dengan kursi kepemimpinannya bagaimana dia bisa tahu hasil kerja bawahannya? Kalau negaranya sudah mulai menuai hasil negative, korupsi, KKN, terorisme hingga pada sara maka pemimpinya baru memulai melepas ikatannya dan itu semua sudah terlambat, tinggal tunggu waktu agar secepatnya digantikan.
Ciri-ciri pemimpin seperti ini :

  1. Wajah selalu tampak serius
  2. Senang berpidato
  3. Suka jalan-jalan ke luar negeri
  4. Jarang turun lapangan
  5. Senang wisata
  6. Kunker dengan mobil mewah
  7. Sedikit memperlihatkan kesombongan
  8. Anak-anaknya pada suka pamer kekayaan
  9. Tidak terlalu pusing dengan urusan rakyat miskin
  10. Suka menjanjikan hal-hal yang luar biasa kepada rakyatnya yang pada akhirnya tidak di tepati.


Bagaimana makna seorang pemimpin di dalam suatu keluarga?
Sama saja, Pemimpin keluarga yang biasanya di sebut dengan kepala keluarga adalah sosok seseorang yang menafkahi keluarganya, memberikan kelangsungan hidup kepada anak dan istrinya serta menjaga keutuhan di dalam rumah tangganya. Kepala keluarga seperti seorang pemimpin Negara, tidak diharapkan hanya tahu memerintah, tetapi dia harus bisa mengupayakan bagaimana sesuatu yang belum tuntas itu harus bisa di selesaikan tanpa harus ada unsur pemaksaan atau tekanan pada keluarganya (anak dan istrinya), maka dia pun harus bisa merelakan dirinya untuk ikut terjun langsung untuk membereskan hal-hal yang belum tuntas itu. Jadi kepala keluarga bukan bertugas hanya menafkahi keluarganya, tetapi lebih dari itu, dia juga harus bisa turun tangan sendiri di dalam membereskan masalah-masalah di dalam rumah tangganya. Survey menunjukkan bahwa 73% seorang suami hanya bertindak sebagai sang pencari nafkah saja, selain dari itu mereka tidak mengerjakan apa-apa lagi. Ciri-ciri suami-suami yang tergolong dalam type ini :

  1. Setelah pulang kerja mereka bersantai-santai sejenak
  2. Mandi dalam tempo yang cukup lama (kadang terlalu cepat) 
  3.  Makan sambil nonton,baca Koran,ngobrol atau utak atik alat komunikasi,dsb.
  4. Nonton acara-acara yang bisa menghibur mereka
  5. Tuntutan biologis terhadap sang istri (Biasanya mereka tidak mau mengerti keadaan sang istri, yang penting diri sendiri puas)   
  6. Setelah itu “tidur”
  7. Menjelang hari esok mereka bangun
  8. Santai lagi sejenak
  9. Mandi berlama-lama
  10. Yang terakhir, pergi kerja
Point 1 – 9 akan terulang terus menerus selama sang suami masih memegang prinsip bahwa suami hanya mencari nafkah.

Seorang suami yang baik tidak suka menuntut tetapi selau turun tangan sendiri ikut membereskan urusan-urusan di dalam rumah tangganya yang belum selesai termasuk membantu pekerjaan sang istri yang belum terselesaikan pada waktunya. Seorang suami yang mengerti akan beban sang istri, seorang yang  bijaksana di dalam memutuskan segala hal di dalam setiap perkara didalam rumah tangganya.  

Ditulis oleh,
C.k.h

Tidak ada komentar:

Posting Komentar