Jumat, 22 Agustus 2014

Anggapan "Hanya Dengan Cinta Belum Cukup" Adalah Salah



Apakah sebenarnya yang di maksudkan dengan kata “Cinta”?

Cinta adalah suatu perasaan yang didasari atas dasar suka karena adanya daya tarik khusus pada sesuatu yang kita jumpai dengan rasa ingin memiliki untuk selamanya. Cinta bukan saja terjadi antara manusia dengan manusia tetapi dapat pula terjadi antara manusia dengan sebuah benda. Cinta sangat sulit untuk ditaksir atau di ukur besarnya karena Cinta merupakan ungkapan perasaan yang datangnya secara otomatis tanpa harus di pikirkan terlebih dahulu,sehingga pikiran kita terkadang sudah tidak mampu lagi untuk membedakan mana yang baik mana yang salah, mana yang buruk dan mana yang bagus. Cinta sebuah karunia terbesar yang di berikan oleh Allah kepada manusianya, cinta yang tidak akan pernah padam di dalam lubuk hati manusia manapun di dunia ini,tinggal bagaimana cinta itu akan bekerja nantinya disaat-saat tidak terduga.

            Masih banyak manusia di dunia ini yang mengartikan kata “Cinta” dengan pandangan yang salah. Cinta monyet, cinta bersemi kembali, cinta gila, cinta sesaat, dan sebagainya merupakan sekian dari kesalahan pengertian tentang kata “cinta”. Semua yang tersebut di atas pada hakikatnya tidak di benarkan dalam pengertian “cinta”, karena cinta adalah sebuah ungkapan perasaan yang sangat murni dan tidak ada lagi kata cinta untuk yang lainnya. Seperti Allah mencintai umatnya yang berarti hanya umat manusia sajalah yang di cintai oleh Allah, tidak ada lagi yang lainnya dan tidak ada persamaannya. Pernahkan kalian dengar Allah mencintai binatang-binatang ciptaannya? Maka oleh sebab itu Cinta tidak mempunyai pilihan lain, cinta itu sejati dan abadi.

            Cinta tidak dapat di golongkan pada kata “kasih” dan “sayang” karena ke dua istilah itupun mempunyai makna tersendiri. Kasih dan Sayang adalah suatu perasaan yang mencakup keseluruhan dari pandangan kita pada sesuatu yang kita lihat dan kita  jumpai. Kata “kasih” lebih bermakna kepada kata “kasihan” yang berarti kita hanya terhanyut pada keadaan seseorang yang terlihat lebih menderita dari pada diri kita sendiri atau dapat pula di artikan sebagai suatu pandangan keadaan sosial yang melibatkan kesetaraan derajat kemanusiaan, seperti kita mengasihi sesama manusia, Sedangkan kata Sayang juga termasuk dalam arti yang luas yang berarti kita memilih sesuatu yang menjadikan diri kita berharga dan sebagai bagian dari sesuatu itu. Kata sayang lebih sering di gunakan dalam ungkapan perasaan kepada orang yang kita cinta,seperti “aku menyayangimu”, namun kita tidak pernah menyadari bahwa kalimat itu tidak berarti “aku mencintaimu”, kata menyayangi lebih mengarah kepada ungkapan keseluruhan dalam arti umumnya dan tidak terkhususkan dalam arti yang sangat istimewa, jadi sifatnya tidak sepenuhnya dia bertanggung jawab terhadap sesuatu yang bersangkutan dengan dirinya itu, sebagaimana kita menyanyangi orang tua kita. Sayang tidak berarti sebuah ketertarikan dua hati antara pria dan wanita tetapi kata sayang lebih terfokus pada kedekatannya saja. Cinta mempunyai keterikatan yang sangat kuat, sehingga terkadang orang-orang rela mengorbankan dirinya demi sesuatu yang di cintainya, dia akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan sesuatu hal itu. Maka ada pepatah yang mengatakan bahwa “Cinta itu adalah buta tapi jangan sampai kita di butakan oleh cinta”.

            Jadi pemaparan ini sudah jelas bahwa Cinta itu sangatlah murni dan kekal, manusia akan mencari jalan untuk tetap mempertahankan cintanya itu sampai maut menjemput dirinya. Sekarang apa yang sering di katakan oleh orang-orang di jaman modern ini bahwa “Hanya dengan cinta belum lah cukup!” mengapa di katakan demikian? Karena cinta terlalu di kaitkan dengan masalah kehidupan seseorang, dengan masalah materi, masalah ketidak keseimbangan di dalam sebuah rumah tangga dan sebagainya yang merupakan suatu pengertian yang sangat sempit! Apakah mungkin kalimat itu pertama kali di keluarkan oleh seorang wanita super materialistis?? Ini sungguh keterlaluan, tidak punya dasar dalam memahami kata cinta yang sebenarnya sehingga menjadikan harta di atas segala-galanya sebagai virus cinta akan harta untuk orang-orang yang lebih mengutamakan Harta! Sekarang timbul pula sebuah cerita rakyat yang berekonomi rendah di dalam keluarganya, mereka pun mengatakan bahwa untuk bertahan hidup tidak cukup hanya dengan cinta buktinya suami saya mencintai saya namun keluarga saya terkatung-katung hidupnya, anak saya sampai disuruh bapaknya mengemis di jalan untuk menyambung kelangsungan hidup kami, sungguh saya menyesal hanya menerima seseorang dalam hidupku berdasarkan cinta saja tanpa saya tahu terlebih dahulu bagaimana kerjanya dan mampukah dia menghidupi keluarganya kelak? Ini adalah salah satu pengertian yang juga telah terjangkit oleh virus cinta akan harta, walaupun bukan harta yang menjadi tujuannya namun tetap dalam hal ini harta masih di atas cinta karena penyesalannya yang menjadikan dia mengangkat harta di atas cintanya. Padahal sesungguhnya harta itu tidak akan pernah bisa di atas dari cinta, cinta adalah segala-galanya di dunia ini bahkan cintapun dapat menjadi simbol perdamaian dunia, tetapi Harta tidak akan pernah bisa menjadi simbol perdamaian dunia bahkan harta dapat menjadikan manusia sebagai penguasa duniawi!
Seperti yang telah saya jelaskan di atas bahwa cinta adalah sebuah ungkapan perasaan yang sangat murni dan tidak ada lagi kata cinta untuk yang lainnya. Yang berarti manusia hidup hanya didasari oleh cinta saja dan harta tidak termasuk di dalamnya. Contoh diatas menyatakan ketidak mampuan sebuah cinta di dalam rumah tangga, padahal di dalam kehidupan berumah tangga seseorang yang penuh dengan cinta maka kekurangan itu tidak akan pernah terjadi, intinya seorang pria yang memang sungguh-sungguh mencintai seorang wanitanya maka dia tidak akan pernah membiarkan wanitanya itu sampai menderita di dalam kehidupannya, cinta yang benar akan selalu berusaha untuk membahagiakan seseorang, cinta itu akan berjuang habis-habisan demi kebahagiaan seseorang sehingga seseorang itu entah pria atau wanita tidak akan kekurangan dalam kehidupannya sehingga derajat cinta itu bisa dikatakan murni. Kalau si dia mengatakan cinta kepadamu namun didalam kehidupanmu si dia sulit memenuhi harapanmu (dalam hal ini harapan yang sewajarnya) maka itu berarti bukan cinta namun bisa saja itu sebatas “kasih” atau “sayang”. Kecuali bilamana harapan kamu itu bukan harapan yang sewajarnya di mata umum, seperti permintaan harta benda yang sangat mahal, rumah yang banyak, mobil yang banyak dan sebagainya namun tidak sesuai dengan penghasilan pasangan anda yang hanya mampu memenuhi harapan yang sewajarnya saja maka kembali kepada anda sendiri dan yang terjadi “apakah anda mencintai pasangan anda juga??” Kalau anda juga mencintai dirinya apa adanya maka tentu anda bisa menerima segala-galanya dengan rasa syukur. Selama anda tidak mati kelaparan atau terpaksa jadi pengemis maka bersyukurlah apa adanya pasanganmu itu, jangan minta terlalu berlebihan yang membuat pasangan anda itu setengah dari badannya ada di dalam tanah. Seorang wanita yang materialistis tidak akan pernah bisa mempunyai cinta sejati, kecuali dia tidak lagi mendapat gelar itu.
Cinta di wujudkan di dalam tanggung jawab kita. Didalam kehidupan berumah tangga, sang suami yang sungguh-sungguh mencintai istri dan anak-anaknya haruslah bisa bertanggung jawab, harus bisa menghidupi istri dan anaknya, sang suami harus benar-benar berusaha bekerja sekuat tenaganya demi keluarganya yang tercinta. Hal ini jelas bahwa cinta dapat memenuhi kebutuhan orang-orang yang dicintainya, jadi bukan karena adanya factor “X” maka sang suami tidak mau berusaha lebih jauh dari itu. Namun sebaliknya apa bila sang Istri yang permintaannya terlalu berlebihan (yang bukan sewajarnya) menuntut dari sang suami yang kerjanya hanya pas-pasan maka kembali kepada istrinya, apakah sang Istri juga tulus mencintai suaminya??

Kesimpulan,
Cinta tidak akan pernah membiarkan seseorang menderita di dalam genggamannya. Cinta akan selalu berusaha dan terus berusaha menyenangkan hati seseorang selama seseorang yang di cintai itu masih dalam batas-batas tertentu atau tidak mempunyai pengharapan yang berlebihan. Jadi pada hakekatnya cinta tidak dapat dibandingkan dengan harta, karena harta itu sendiri datangnya dari cinta, sehingga pepatah yang mengatakan bahwa “Hanya dengan cinta belumlah cukup” adalah kesalahan dalam pemahamannya.

Salam Damai,
Penulis & Penerbit
C.K.H

Minggu, 17 Agustus 2014

Perbedaan Itu Adalah Anugerah Dari ALLAH



Allah telah menciptakan bumi dan segala isinya. Bumi atau biasa di sebut dunia adalah tempat dimana semua makhluk ciptaan Tuhan berkumpul, hidup dan berkembang. Ada Makhluk hidup yang di namakan Manusia dan ada Makhluk yang di sebut Hewan. Selain dari Manusia dan Hewan, ada juga dinamakan Tumbuh-tumbuhan. Ketiga golongan ini semuanya hidup di bumi, namun dari ketiga golongan ini hanya ada satu makhluk yang paling berkuasa yaitu Manusia, karena hanya Manusia lah yang diciptakan khusus oleh Tuhan dengan mempunyai begitu banyak kelebihan dibanding Makhluk-Makhluk lainnya yang hidup di bumi ini. Pertama kalinya jumlah Manusia yang hidup di bumi ini hanya ada satu, lalu Tuhan menciptakan lagi pasagan untuk Manusia yang dinamakan seorang wanita atau perempuan maka jumlah Manusia menjadi dua.Dan kini, Manusia tidak lagi hanya ada satu atau dua di dunia ini melainkan ribuan hingga jutaan umat Manusia karena Manusia telah melakukan perkembang biakan yang turun temurun melahirkan seorang demi seorang manusia lagi, begitu pula dengan hewan maupun tumbuh-tumbuhan semuanya mempunyai proses yang sama yaitu proses kelahiran. Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan walau berbeda fungsi,bentuk dan kekuasaannya namun semua ini saling berkaitan, tak ada satu diantaranya mungkin dunia ini menjadi tidak normal, karenanya Tuhan telah memperhitungkan semua ini oleh sebab itulah Tuhan pun menjadikan Manusia terdiri dari beberapa bagian lagi tetapi bagian itu hanya membedakan pada segi bentuk fisik,warna kulit dan sifatnya saja, namun secara kelengkapan fisik dan fungsinya semuanya sama saja yaitu terdiri dari satu kepala, satu badan, dua tangan, dan dua kaki kemudian semuanya diberi Akal budi. Dari awal Tuhan sudah merencanakan semuanya itu, memberikannya pada Manusia sesuatu yang berbeda dengan yang lainnya, namun yang kesemuanya ini tetap di kelompokkan sebagai ras Manusia, ras yang paling di Muliakan oleh Allah. Karena hanya Makhluk Manusia sajalah yang dapat mengelola dunia ini. Manusia lah yang paling cerdas dan hanya manusia yang dapat mengenal sang penciptannya.

Allah memberikan kepada kita bahasa yang berbeda-beda, warna kulit yang berbeda-beda dan pola pikir yang berbeda-beda pula. Namun kesemuanya itu tidak akan pernah menimbulkan malapetaka diatara kita, karena Tuhan Allah telah memperhitungkan semuanya itu, mustahil kalau Allah menciptakan perbedaan hanya untuk menimbulkan malapetaka karena Tuhan Allah adalah sumber jalan kebaikan dan kebenaran, maka tentunya segala perbedaan itu di ciptakan oleh-Nya untuk sesuatu yang menjadikan  dunia ini lebih sempurna dan lebih indah adanya.

Sekarang masalah itu datang, perbedaan malah semakin membentuk jurang pemisah antara golongan manusia yang satu dengan golongan manusia yang lainnya. Manusia telah menjadikan perbedaan itu sebagai perwujudan sebuah malapetaka. Banyak diantara kita menolak adanya perbedaan itu, bahkan beberapa diantara golongan manusia membuat kubu tersendiri untuk menjadikan golongan mereka lebih terkemuka dan lebih mendominasi kalau perlu hanya golongan mereka saja yang hidup di dunia ini. Kehidupan seperti ini sangatlah tidak fundamental dari apa yang diinginkan oleh Sang Pencipta kita. Darimanakah Kronologi pemaham sejenis ini bisa timbul dan mempengaruhi sebagian orang? Kalau saya bisa katakan bahwa ini adalah perbuatan dari individu yang ingin berkuasa, ingin mengambil semua apa yang bukan hak miliknya dan berharap semua orang akan tunduk di bawah perintah, golongan dan aturannya saja. Kalau saja manusia bisa menyadari dan melihat bahwa dengan hidup dibawah satu golongan saja di dunia ini maka kita akan merasakan betapa hampanya hidup ini, betapa tidak adanya variasi hidup, betapa tidak adanya tantangan dan betapa membosankan hidup ini, apa yang kalian bisa urus?? Untuk apa urus KTP kalau semua berada di bawah satu bangsa saja? Untuk apa ada guru bahasa, untuk apa ada kantor-kantor Migrasi, untuk apa ada bendera, untuk apa ada pertukaran pelajar, untuk apa ada KUA, untuk apa ada pertandingan antar bangsa dan sebagainya? Yakinkah kita kalau tidak ada perbedaan-perbedaan itu kita bisa hidup normal?? Lihatlah, Adam saja tidak dapat hidup sendiri dan dia ingin ada seorang teman dan temannya itupun tidak sama dengan jenisnya, ini sudah membuktikan kalau manusia itu sangat butuh dengan sebuah perbedaan! Manusia kalau sudah lupa diri, sudah kaya,sudah berkuasa terkadang dia lupa kalau dia bisa mendapatkan semua itu dari adanya perbedaan juga.

Perbedaan itu sebenarnya sangat indah, sangat menghiasi hidup kita sehingga hidup kita bisa menjadi warna warni, hidup yang tidak pernah membosankan, inilah yang di maksudkan oleh Sang Pencipta kita, agar kita semua bisa menghargai dan mensyukuri adanya perbedaan itu. Bangsa yang berbeda, Bahasa yang berbeda,Suku yang berbeda dan Agama yang berbeda, walau semua ini berbeda-beda tetapi semuanya bersumber dari satu orang saja yaitu Adam. Sama dengan sebuah Negara yang mempunyai beberapa suku dan beberapa agama namun tetap dalam satu bangsa. Anda mau bukti yang lebih sederhana?? Lihat Dunia ini awalnya hanya ada satu pulau yang sangat besar tanpa adanya pulau-pulau yang lain namun di kemudian hari pulau-pulau ini terpecah-pecah menjadi beberapa bagian dan melahirkan beberapa bangsa di dunia yang berbeda-beda, maka inilah bukti paling nyata bahwa Allah memang menginginkan perbedaan itu demi untuk kelangsungan kehidupan umat-Nya, Agar kita semua di dunia bisa mempunyai tugas-tugas atas perbedaan itu.

Demikianlah agar kita semua bisa menyadari apa arti sebenarnya dari perbedaan itu dan berharap tidak ada lagi diskusi atau perdebatan yang mempermasalahkan  tentang perbedaan diantara kita.


Salam Sukses
Penerbit & Penulis
C.K.H

Jumat, 15 Agustus 2014

MENAHAN PIKIRAN DAN NAFSU SAMPAI PADA BATAS KEMAMPUAN



Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang paling mulia di mata Allah, manusia di ciptakan dengan kemampuan yang melebihi makhluk-makhluk lainnya.Pola pikir, Imajinasi, Perasaan hingga pada Insting semua itu di miliki oleh manusia namun semua yang kita miliki ini belum tentu sama dalam pembentukannya atau penggunaannya pada setiap individunya, tergantung dari cara bagaimana kita mempelajarinya.

Seperti untuk kasus yang akan kita bicarakan di sini yaitu “Menahan Pikiran dan Nafsu” kita. Dalam hal ini sangat menyangkut perihal dari pemahaman dan perasaan kita. Untuk lebih jelasnya,marilah kita menyimak contoh dibawah ini:
-        Contoh pertama, Disaat orang sedang memarahi kita akibat perbuatan kita yang keliru atau fatal, kita sering membuat suatu keputusan yang salah dengan begitu cepatnya, tanpa pikir panjang kita pun mendampratnya seketika hanya gara-gara kita tidak bisa menerima teguran yang keras seperti itu? Apa yang menyebabkan kita mengambil keputusan seperti itu? Tidak lain adalah karena faktor perasaan yang tidak di sertai dengan pemahaman kita pada masalah yang sesungguhnya. Kita tidak melakukan introspeksi yang tepat pada diri kita, pola pikir yang terlalu sempit dan hanya menggunakan perasaan sakit hati dan yang lainnya adalah harga diri kita sendiri yang terlalu mendominasi tubuh kita sehingga berujung pada kesalahan tindakan dan perilaku yang tidak sepantasnya. Orang-orang yang seperti ini pun dapat kita golongkan kedalam type orang pemarah atau emosian. Kebanyakan dari type seperti ini lebih sering menggunakan perasaan dari pada pemahamannya yaitu setelah melakukan baru kemudian di sadari.
-       Contoh kedua, Dua sejoli pria dan wanita yang belum menikah sedang memadu cinta di sebuah gubuk kecil tak berpenghuni berada jauh dari keramaian, sang pria meminta kepada pasangannya untuk mengambil kesempatan berhubungan layaknya seperti pasangan suami istri, kebetulan tempat dan kondisinya sangat memungkinkan untuk terhindar dari segala gangguan yang ada, si wanita sempat menolak karena alasan mereka belum di restui untuk melakukan hal ini, namun si pria tidak putus asa, dia mencoba berbagai cara merayu pasangannya agar harapannya yang menggebu-gebu sejak tadi dapat segera di wujudkan oleh pasangannya, segala wejangan pamungkas si pria dikeluarkannya semua, si wanita mulai berpikir kalau apa yang menjadi alasan pasangan tercintanya itu masuk akal juga dan akhirnya si wanita pun pasrah setelah sekian lama memperjuangkan benteng pertahanannya agar jangan sampai jebol. Namun di saat mereka sedang asyik-asyiknya bertempur saling bertanding hasrat tiba-tiba pintu di dobrak oleh sekelompok orang-orang yang memakai topi dengan berhiaskan pangkat pada bajunya dan sebuah senjata api di pinggang mereka tergantung bersama borgol dan berakhirlah sudah perjalanan hasrat mereka yang tidak kesampaian itu, kemudian ke dua pasangan itupun di bawa kedalam mobil tahanan guna menjalani pemeriksaan. Untuk contoh yang satu ini lebih mendominasi pola pikir kita dari pada menggunakan perasaan, bila alasan-alasan itu tepat dan bisa kita terima maka semuanya bisa kita setujui yang berarti dapat di laksanakan! Maka sebaiknya bila menilai seseorang jangan hanya menggunakan otak saja tetapi gunakanlah juga perasaan anda untuk melihat dan merasakan apakah orang ini bertujuan baik ataukah salah? Dan lebih baik lagi bila perasaan kita itu lebih bisa di “TAHAN!!” walaupun otak kita sudah bisa menerima alasan-alasan itu.

Pemikiran atau pola pikir manusia bisa menjurus kepada hal-hal yang salah dan bisa juga menjurus ke hal-hal yang baik, kalau otak kita pintar dalam segala hal maka janganlah segala hal itu ada melibatkan sesuatu yang salah, karena orang pintar bukan hanya pintar dalam hal baik namun dapat juga pintar dalam hal kejahatan. Kalau anda pintar dalam hal berpidato maka janganlah mengeluarkan pidato yang menyesatkan tetapi berpidatolah menurut kenyataan yang sebenarnya. Begitu pula dengan perasaan kita, perasaan dapat berupa kasihan, cinta atau nafsu (dlm hal ini nafsu badanih), maka ada baiknya bila perasaan dalam diri kita lebih terfokus pada kasih dan cinta daripada nafsu badanih. Kembali lagi kepada kata “TAHAN”, baik pikiran maupun perasaan ada beberapa yang mesti kita lakukan untuk hal ini, Untuk Pikiran atau Pola Pikir  bila sedapat mungkin kita tidak memikirkan hal-hal yang jelek atau yang buruk, berpikir untuk memfitnah seseorang, berpikir untuk menjatuhkan lawan kita dan berpikir bagaimana mengambil hak-hak orang lain. Sedangkan Perasaan agar tidak terhanyut kedalam emosi jiwa, nafsu bejat, menghina lawan kita, meyakinkan yang salah kepada orang lain dan harga diri yang terlalu tinggi.

Anda pernah terlibat dengan “Puasa”?? Didalam berpuasa pun manusia dituntut untuk menahan emosi dan nafsu kita. Mengapa demikian? Karena semua itu bisa sewaktu-waktu membuat kesalahan dalam berpuasa kita, missal kita tidak dapat menahan rasa rindu pada seseorang (kekasih kita) yang mengakibatkan kita akhirnya gagal dalam menjalani berpuasa, kemudian kita berpikir yang tidak-tidak yaitu sesuatu yang membuat kita menggagalkan puasa kita seperti berpikir jorok, berpikir kearah maksiat-maksiat, membanyangi wanita telajang, membayangi kejantanan si pria,dll.

            Manusia juga termasuk makhluk yang lemah, makhluk yang mudah terombang ambing tergantung dimana posisi dia berada, apakah di ujung kapal, pinggir kapal ataukah di tengah-tengah kapal laut itu? Maka oleh sebab ini manusia sudah sepantasnya harus selalu bisa menekan dirinya dari hal-hal yang tidak pantas untuk masa hidupnya. Mempelajari tatanan kehidupan yang lebih baik, sifat dan moralitas kita harus bisa lebih di latih agar lebih kuat menahan dan tidak mudah tergoyahkan dari pengaruh-pengaruh apapun juga. Banyak cara untuk bisa mempelajari semuanya ini, salah satu contoh adalah menyadari terlebih dahulu siapakah dirimu dan siapakah diriku?

Kesimpulannya, Allah telah memberikan kepada kita semua tentang hal ini dan Allah juga tahu sampai sebatas mana kemampuan kita dalam menghadapi segala tantangan yang ada di depan kita, kita telah di beri kemampuan untuk itu namun sering kita tidak menyadarinya, batas kemampuan yang berarti maksimun dari ketabahan kita, jadi apabila kita tidak menggunakan kemampuan kita sampai batas maximum yang telah di berikan oleh Allah kepada kita berarti itu sama saja dengan tindakan kita yang tidak mau pernah bersabar dan bahkan lebih mendekati pada hal egoisme kita. Kemampuan kita sudah ada jadi tinggal bagaimana kita menggunakan kemampuan kita itu untuk lebih mencapai maksimumnya, semakin tabah maka semakin kuatlah mentalmu dan engkau akan bisa menghadapi keadaan yang sulit bagaimanapun besarnya. Selalu lah bersyukur atas segala apa yang  telah engkau terima atau dapatkan di dunia ini, maka cintamu atas segala kerjamu dan milikmu akan berbuah manis.

Salam damai
Penerbit & Penulis
C.K.H   

Selasa, 12 Agustus 2014

Salah Memaknai Istilah Bunuh Diri Di Dalam Kitab Suci



Mengarjarkan Diri Sendiri Dan Orang Lain Kedalam Kesesatan Iman
         Saudara-saudara yang terkasih, sebelum saya menjelaskan lebih jauh tentang hal ini maka terlebih dahulu saya ingin memberikan beberapa saran bagi orang-orang yang mengartikan ayat-ayat suci dalam setiap kitab yang di miliki oleh masing-masing agama ini agar supaya bisa lebih berhati-hati dalam memaknai setiap kalimat-kalimat yang telah tertulis di setiap kitab.
Dari beberapa sumber yang saya dapat dan melihat kutipan-kutipan yang menjelaskan makna dari kalimat-kalimat ayat suci yang terdapat pada setiap kitab-kitab yang ada, masih banyak yang mengartikannya dengan secara harafiah saja tanpa tahu apakah kalimat itu bermakna lain atau tidak (Terminologis). Seperti kita telah ketahui bahwa Harafiah atau Harfiah itu adalah mengartikan suatu kalimat sesuai dengan apa yang tertulis saja dan ini tidak diartikan karena adanya makna lain yang tersirat di dalamnya, sehingga beberapa orang akan mengalami kesalah pahaman dari pengertian yang sesungguhnya.
Seiring dengan adanya kesalahan dalam pengertian sebuah kalimat, beberapa orang diantaranya malah mengajarkannya  ke orang yang lainnya lagi dimana orang yang di ajarkan itu kebetulan mempunyai tingkat pengetahuan dalam bidang itu juga sangatlah minim sehingga orang itu pun menerimanya begitu saja tanpa tahu apakah dia menerima ajaran yang salah atau kah sudah tepat? Lalu selanjutnya semua ini menjadi berantai dan mengumpulkan sejumlah kalangan atau kelompok-kelompok tertentu yang mempunyai pendirian atau jawaban yang sama dan menjadikan kelompok mereka ini di mata masyarakat sebagai kelompok aliran sesat atau mungkin kebalikannya menjadi kelompok aliran yang suci, tergantung bagaimana pola pikir yang mayoritas menanggapinya.
Sekarang mari kita lihat isi dari tema yang kita bicarakan disini.
Ada sebuah situs yang perlu kita teliti kebenaran dari pengertian mereka tentang hal “Bunuh Diri”. Sebuah kata yang seharusnya bagi manusia yang normal dan berpendidikan adalah yang berarti mendahului keputusan ALLAH sendiri.
Didalam situs ini terdapat ayat Qur’an, Sura Al Baqarah (2), ayat 54: yang menyatakan :
 Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
**Lalu Penulis itu menulis artikel sebagai berikut:
Syafa bilang bunuh diri itu haram dalam Islam? Allah SWT sendiri menyuruh umatnya bunuh diri, saling bunuh antar bapak dan anak, demi mendapatkan pengampunan darinya. Yang mati bunuh diri bahkan disebutnya sebagai syahid.
(Sungguh luar biasa kan? Si penulis ini mungkin bagi saya adalah orang yang pikirannya terlalu sempit dalam mengartikan hal ini (Qur’an,Sura Al Baqarah (2),ayat 54) )
Padahal sesungguhnya arti dari “Bunuhlah dirimu” seperti yang tercantum dalam Qur’an, Sura Al Baqarah (2), ayat 54 itu tadi adalah meninggalkan hidup yang lama, karena di ayat ini ada tertulis kalimat “bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu” bahwa hal ini berarti Allah menyuruh kita untuk sadar dan kembali ke jalan yang benar karena sebelumnya kita menyembah patung anak lembu (Ikutlah kisah perjalanan musa maka kita dapat mengetahui apa sebenarnya yang di maksud dengan anak lembu disini yang tidak lain dalam kenyataan yang sesungguhnya di saat jaman Nabi Musa itu adalah patung anak lembu yang di sembah oleh pengikut Nabi Musa).
** Dan Selanjutnya dalam artikel dia,
Dari perdebatan dengan netter Muslim eddie, gw punya data tambahan untuk menegaskan sekali lagi bahwa BUNUH DIRI HALAL DALAM ISLAM, jika niatnya adalah untuk membela Allah SWT/Muhammad, demi kepentingan agama/din Allah SWT/Muhammad, untuk membela umat Muslim, untuk menghindari neraka dan meraih surga.
ICU wrote:Tafsir Thabari Q4:29 tidak menyatakan pelarangan apapun atau pembatalan apapun tentang Q 2:54.
Anda memakai tafsir pun tidak mengerti arti kalimat tafsir itu….
Allah SWT/Muhammad tidak pernah melarang Muslim bunuh diri sebagai usaha mati syahid dan menghindari api neraka. Para Muslim yang mati bunuh diri di Q 2:54 dianggap Muhammad sebagai syahid, dan itu sudah tertera hitam di atas putih pada tafsir Thabari. Di tafsir Ibnu Kasir Q 4:66, hal itu diulangi lagi, dengan menghubungkan perintah bunuh diri dengan mati syahid, sebagai tanda takwa pada Allah SWT, dengan pahala SURGA.
** Nah…. Kalau sudah begini pemikiran orang-orang seperti penulis artikel ini kira-kira apa yang terjadi di dunia?? Mungkin saja yang terjadi adalah Saling bunuh dan Perang yang tiada hentinya!
Qur’an, An-Nisaa, ayat 66-69:
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: “
Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu”, niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin,
orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
 
Masih dari perdebatan yang sama dengan Muslim eddie1984id:
 eddie1984id wrote:Allah tidak menyukai (melarang) bunuh diri (yang ditafsirkan sama dengan membunuh sesama muslim), karena itu barang siapa baik yang membunuh diri maupun membunuh sesama muslim, akan masuk neraka, i
Kamu ngotot mengatakan demikian karena belum baca berbagai Sira dan Hadis yang memberikan banyak contoh Muslim bunuh diri demi keuntungan Allah SWT/Muhammad, sedangkan saya sudah membacanya. Para pembom bunuh diri sedunia pun sudah membacanya, dan mereka mengambil kesimpulan yang sama. Usaha bunuh diri demi Islam sudah berlangsung sejak jaman Nabi, tapi tentunya tidak pake bom sebab bom (ciptaan kafir) belum dikenal Muslim saat itu. Allah SWT/Muhammad mengijinkan Muslim membunuh diri sendiri untuk kepentingan Islam dan Mujahidin. Hal ini susah untuk diperdebatkan tanpa bukti. Untungnya, buktinya banyak di Qur’an + tafsirnya, hadis, dan Sira. Hadis berikut adalah salah satu contohnya, bersangkutan dengan kekalahan tentara Muslim di Uhud:
**Lihat kalimat yang menyatakan “Para pembom bunuh diri sedunia pun sudah membacanya dan mereka mengambil kesimpulan yang sama” Lah ini sudah keterlaluan deh! Jelas-jelas pembom bunuh diri itu merupakan sebuah tindakan yang sangat tidak di benarkan oleh para pemimpin agama mana pun...tapi toh malah di benarkan oleh si penulis artikel ini!! Dan satu kalimat lagi yang menyatakan “Allah SWT/Muhammad mengijinkan Muslim membunuh diri sendiri untuk kepentingan Islam dan Mujahidin” Nah untuk yang satu ini pengertiannya adalah Muhammad mengijinkan seorang muslim harus berani berkorban di depan untuk melindungi Islam dan Mujahidin, untuk secara logikanya pada teks “Muhammad mengijinkan Muslim membunuh diri” ini adalah bahwa kalau kita berada di barisan paling depan tentu itu sama saja dengan mempertaruhkan nyawa yang berarti sama dengan bunuh diri!
**Masih ada lagi contoh lain di artikel penulis ini
Hadis di atas menjelaskan bahwa Muslim boleh berniat mati menyerbu musuh, dan malah mengharapkan kematian, asalkan niatnya untuk menguntungkan Allah SWT/Muhammad. Contohnya, Muslim boleh jadi tameng untuk mati demi melindungi Muhammad. Hal ini terjadi di perang Uhud pada diri Abu Talhah, dan tercatat di berbagai Sira. Abu Talhah berdiri di depan Muhammad untuk menyambut terjangan anak2 panah di dada dan lehernya demi melindungi Nabi.
(Hadis al-Mawarid Sahih (1896), al-Bukhari (3811, 4064), Muslim (1811)
Abu Talhah berkata, “Seperti ini wahai Nabi Allah! Semoga Allah mengorbankan diriku bagimu! Leherku, dan bukan lehermu.”
** Ini bukan sama sekali mencerminkan bunuh diri seperti melakukan bom bunuh diri di tempat berkumpulnya masyarakat sipil yang tidak tahu apa-apa, atau bunuh diri gara-gara keputusasaan?
Pada Abu Talhah itu terjadi peristiwa bunuh diri karena dirinya mengorbankan nyawa untuk melindungi seseorang yang sangat penting di dalam hidupnya dari serangan anak-anak panah!
 **Demikianlah untuk semua hal ini saya rumuskan dan agar lebih di cermati lagi pengertiannya dan bisa menjadi pelajaran buat orang-orang awam yang mempunyai pengertian yang sesat di dalam kehidupannya. Jangan asal nembak sana sini, apalagi sampe pengertian yang sesat ini di bawah-bawah ke tempat yang lainnya lagi untuk di teruskan, bisa juga menimbulkan berbagai hal-hal yang sifatnya propaganda.
Ingatlah selalu bahwa di dalam menafsir sebuah kalimat-kalimat suci dalam kitab apapun sebaiknya lebih dulu anda tumbuhkan Iman anda, gunakan hati nuranimu untuk mencerna mana sesungguhnya yang benar dan baik.
Penulis,
c.k.h