Apakah
sebenarnya yang di maksudkan dengan kata “Cinta”? 
Cinta
adalah suatu perasaan yang didasari atas dasar suka karena adanya daya tarik
khusus pada sesuatu yang kita jumpai dengan rasa ingin memiliki untuk
selamanya. Cinta bukan saja terjadi antara manusia dengan manusia tetapi dapat
pula terjadi antara manusia dengan sebuah benda. Cinta sangat sulit untuk ditaksir
atau di ukur besarnya karena Cinta merupakan ungkapan perasaan yang datangnya secara
otomatis tanpa harus di pikirkan terlebih dahulu,sehingga pikiran kita
terkadang sudah tidak mampu lagi untuk membedakan mana yang baik mana yang
salah, mana yang buruk dan mana yang bagus. Cinta sebuah karunia terbesar yang
di berikan oleh Allah kepada manusianya, cinta yang tidak akan pernah padam di
dalam lubuk hati manusia manapun di dunia ini,tinggal bagaimana cinta itu akan
bekerja nantinya disaat-saat tidak terduga.
            Masih banyak manusia di dunia ini
yang mengartikan kata “Cinta” dengan pandangan yang salah. Cinta monyet, cinta
bersemi kembali, cinta gila, cinta sesaat, dan sebagainya merupakan sekian dari
kesalahan pengertian tentang kata “cinta”. Semua yang tersebut di atas pada
hakikatnya tidak di benarkan dalam pengertian “cinta”, karena cinta adalah
sebuah ungkapan perasaan yang sangat murni dan tidak ada lagi kata cinta untuk
yang lainnya. Seperti Allah mencintai umatnya yang berarti hanya umat manusia
sajalah yang di cintai oleh Allah, tidak ada lagi yang lainnya dan tidak ada
persamaannya. Pernahkan kalian dengar Allah mencintai binatang-binatang
ciptaannya? Maka oleh sebab itu Cinta tidak mempunyai pilihan lain, cinta itu
sejati dan abadi. 
            Cinta tidak dapat di golongkan pada
kata “kasih” dan “sayang” karena ke dua istilah itupun mempunyai makna
tersendiri. Kasih dan Sayang adalah suatu perasaan yang mencakup keseluruhan
dari pandangan kita pada sesuatu yang kita lihat dan kita  jumpai. Kata “kasih” lebih bermakna kepada
kata “kasihan” yang berarti kita hanya terhanyut pada keadaan seseorang yang
terlihat lebih menderita dari pada diri kita sendiri atau dapat pula di artikan
sebagai suatu pandangan keadaan sosial yang melibatkan kesetaraan derajat
kemanusiaan, seperti kita mengasihi sesama manusia, Sedangkan kata Sayang juga
termasuk dalam arti yang luas yang berarti kita memilih sesuatu yang menjadikan
diri kita berharga dan sebagai bagian dari sesuatu itu. Kata sayang lebih
sering di gunakan dalam ungkapan perasaan kepada orang yang kita cinta,seperti
“aku menyayangimu”, namun kita tidak pernah menyadari bahwa kalimat itu tidak
berarti “aku mencintaimu”, kata menyayangi lebih mengarah kepada ungkapan keseluruhan
dalam arti umumnya dan tidak terkhususkan dalam arti yang sangat istimewa, jadi
sifatnya tidak sepenuhnya dia bertanggung jawab terhadap sesuatu yang
bersangkutan dengan dirinya itu, sebagaimana kita menyanyangi orang tua kita.
Sayang tidak berarti sebuah ketertarikan dua hati antara pria dan wanita tetapi
kata sayang lebih terfokus pada kedekatannya saja. Cinta mempunyai keterikatan
yang sangat kuat, sehingga terkadang orang-orang rela mengorbankan dirinya demi
sesuatu yang di cintainya, dia akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan
sesuatu hal itu. Maka ada pepatah yang mengatakan bahwa “Cinta itu adalah buta
tapi jangan sampai kita di butakan oleh cinta”.
            Jadi
pemaparan ini sudah jelas bahwa Cinta itu sangatlah murni dan kekal, manusia
akan mencari jalan untuk tetap mempertahankan cintanya itu sampai maut
menjemput dirinya. Sekarang apa yang sering di katakan oleh orang-orang di
jaman modern ini bahwa “Hanya dengan cinta belum lah cukup!” mengapa di katakan
demikian? Karena cinta terlalu di kaitkan dengan masalah kehidupan seseorang,
dengan masalah materi, masalah ketidak keseimbangan di dalam sebuah rumah
tangga dan sebagainya yang merupakan suatu pengertian yang sangat sempit!
Apakah mungkin kalimat itu pertama kali di keluarkan oleh seorang wanita super
materialistis?? Ini sungguh keterlaluan, tidak punya dasar dalam memahami kata
cinta yang sebenarnya sehingga menjadikan harta di atas segala-galanya sebagai
virus cinta akan harta untuk orang-orang yang lebih mengutamakan Harta!
Sekarang timbul pula sebuah cerita rakyat yang berekonomi rendah di dalam
keluarganya, mereka pun mengatakan bahwa untuk bertahan hidup tidak cukup hanya
dengan cinta buktinya suami saya mencintai saya namun keluarga saya
terkatung-katung hidupnya, anak saya sampai disuruh bapaknya mengemis di jalan
untuk menyambung kelangsungan hidup kami, sungguh saya menyesal hanya menerima
seseorang dalam hidupku berdasarkan cinta saja tanpa saya tahu terlebih dahulu
bagaimana kerjanya dan mampukah dia menghidupi keluarganya kelak? Ini adalah
salah satu pengertian yang juga telah terjangkit oleh virus cinta akan harta,
walaupun bukan harta yang menjadi tujuannya namun tetap dalam hal ini harta
masih di atas cinta karena penyesalannya yang menjadikan dia mengangkat harta
di atas cintanya. Padahal sesungguhnya harta itu tidak akan pernah bisa di atas
dari cinta, cinta adalah segala-galanya di dunia ini bahkan cintapun dapat
menjadi simbol perdamaian dunia, tetapi Harta tidak akan pernah bisa menjadi
simbol perdamaian dunia bahkan harta dapat menjadikan manusia sebagai penguasa
duniawi! 
Seperti yang telah saya jelaskan
di atas bahwa cinta adalah sebuah ungkapan perasaan yang sangat murni dan tidak
ada lagi kata cinta untuk yang lainnya. Yang berarti manusia hidup hanya
didasari oleh cinta saja dan harta tidak termasuk di dalamnya. Contoh diatas
menyatakan ketidak mampuan sebuah cinta di dalam rumah tangga, padahal di dalam
kehidupan berumah tangga seseorang yang penuh dengan cinta maka kekurangan itu
tidak akan pernah terjadi, intinya seorang pria yang memang sungguh-sungguh
mencintai seorang wanitanya maka dia tidak akan pernah membiarkan wanitanya itu
sampai menderita di dalam kehidupannya, cinta yang benar akan selalu berusaha
untuk membahagiakan seseorang, cinta itu akan berjuang habis-habisan demi
kebahagiaan seseorang sehingga seseorang itu entah pria atau wanita tidak akan
kekurangan dalam kehidupannya sehingga derajat cinta itu bisa dikatakan murni.
Kalau si dia mengatakan cinta kepadamu namun didalam kehidupanmu si dia sulit
memenuhi harapanmu (dalam hal ini harapan yang sewajarnya) maka itu berarti
bukan cinta namun bisa saja itu sebatas “kasih” atau “sayang”. Kecuali bilamana
harapan kamu itu bukan harapan yang sewajarnya di mata umum, seperti permintaan
harta benda yang sangat mahal, rumah yang banyak, mobil yang banyak dan
sebagainya namun tidak sesuai dengan penghasilan pasangan anda yang hanya mampu
memenuhi harapan yang sewajarnya saja maka kembali kepada anda sendiri dan yang
terjadi “apakah anda mencintai pasangan anda juga??” Kalau anda juga mencintai
dirinya apa adanya maka tentu anda bisa menerima segala-galanya dengan rasa
syukur. Selama anda tidak mati kelaparan atau terpaksa jadi pengemis maka
bersyukurlah apa adanya pasanganmu itu, jangan minta terlalu berlebihan yang
membuat pasangan anda itu setengah dari badannya ada di dalam tanah. Seorang
wanita yang materialistis tidak akan pernah bisa mempunyai cinta sejati,
kecuali dia tidak lagi mendapat gelar itu. 
Cinta di wujudkan di dalam
tanggung jawab kita. Didalam kehidupan berumah tangga, sang suami yang
sungguh-sungguh mencintai istri dan anak-anaknya haruslah bisa bertanggung
jawab, harus bisa menghidupi istri dan anaknya, sang suami harus benar-benar
berusaha bekerja sekuat tenaganya demi keluarganya yang tercinta. Hal ini jelas
bahwa cinta dapat memenuhi kebutuhan orang-orang yang dicintainya, jadi bukan
karena adanya factor “X” maka sang suami tidak mau berusaha lebih jauh dari
itu. Namun sebaliknya apa bila sang Istri yang permintaannya terlalu berlebihan
(yang bukan sewajarnya) menuntut dari sang suami yang kerjanya hanya pas-pasan
maka kembali kepada istrinya, apakah sang Istri juga tulus mencintai suaminya??
Kesimpulan,
Cinta tidak akan pernah
membiarkan seseorang menderita di dalam genggamannya. Cinta akan selalu
berusaha dan terus berusaha menyenangkan hati seseorang selama seseorang yang
di cintai itu masih dalam batas-batas tertentu atau tidak mempunyai pengharapan
yang berlebihan. Jadi pada hakekatnya cinta tidak dapat dibandingkan dengan
harta, karena harta itu sendiri datangnya dari cinta, sehingga pepatah yang
mengatakan bahwa “Hanya dengan cinta belumlah cukup” adalah kesalahan dalam
pemahamannya. 
Salam
Damai,
Penulis
& Penerbit
C.K.H
 
