Mengarjarkan Diri Sendiri Dan Orang Lain Kedalam
Kesesatan Iman
Saudara-saudara yang terkasih, sebelum saya menjelaskan lebih
jauh tentang hal ini maka terlebih dahulu saya ingin memberikan beberapa saran
bagi orang-orang yang mengartikan ayat-ayat suci dalam setiap kitab yang di
miliki oleh masing-masing agama ini agar supaya bisa lebih berhati-hati dalam
memaknai setiap kalimat-kalimat yang telah tertulis di setiap kitab.
Dari beberapa sumber yang saya dapat dan melihat kutipan-kutipan
yang menjelaskan makna dari kalimat-kalimat ayat suci yang terdapat pada setiap
kitab-kitab yang ada, masih banyak yang mengartikannya dengan secara harafiah
saja tanpa tahu apakah kalimat itu bermakna lain atau tidak (Terminologis). Seperti
kita telah ketahui bahwa Harafiah atau Harfiah itu adalah mengartikan suatu
kalimat sesuai dengan apa yang tertulis saja dan ini tidak diartikan karena adanya
makna lain yang tersirat di dalamnya, sehingga beberapa orang akan mengalami
kesalah pahaman dari pengertian yang sesungguhnya.
Seiring dengan adanya kesalahan dalam pengertian sebuah kalimat,
beberapa orang diantaranya malah mengajarkannya ke orang yang lainnya lagi dimana orang yang
di ajarkan itu kebetulan mempunyai tingkat pengetahuan dalam bidang itu juga
sangatlah minim sehingga orang itu pun menerimanya begitu saja tanpa tahu
apakah dia menerima ajaran yang salah atau kah sudah tepat? Lalu selanjutnya semua
ini menjadi berantai dan mengumpulkan sejumlah kalangan atau kelompok-kelompok
tertentu yang mempunyai pendirian atau jawaban yang sama dan menjadikan
kelompok mereka ini di mata masyarakat sebagai kelompok aliran sesat atau
mungkin kebalikannya menjadi kelompok aliran yang suci, tergantung bagaimana
pola pikir yang mayoritas menanggapinya.
Sekarang mari kita lihat isi dari tema yang kita bicarakan
disini.
Ada sebuah situs yang perlu kita teliti kebenaran dari
pengertian mereka tentang hal “Bunuh Diri”. Sebuah kata yang seharusnya bagi
manusia yang normal dan berpendidikan adalah yang berarti mendahului keputusan
ALLAH sendiri.
Didalam situs ini terdapat ayat Qur’an, Sura Al Baqarah (2),
ayat 54: yang menyatakan :
Dan
(ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu
telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu
(sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan
yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya
Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
**Lalu Penulis itu menulis artikel sebagai berikut:
Syafa bilang bunuh diri itu haram dalam Islam? Allah SWT
sendiri menyuruh umatnya bunuh diri, saling bunuh antar bapak dan anak, demi
mendapatkan pengampunan darinya. Yang mati bunuh diri bahkan disebutnya sebagai
syahid.
(Sungguh luar biasa kan? Si penulis ini mungkin bagi
saya adalah orang yang pikirannya terlalu sempit dalam mengartikan hal ini (Qur’an,Sura
Al Baqarah (2),ayat 54) )
Padahal sesungguhnya arti dari “Bunuhlah dirimu” seperti
yang tercantum dalam Qur’an, Sura Al Baqarah (2), ayat 54 itu tadi adalah meninggalkan hidup yang lama,
karena di ayat ini ada tertulis kalimat “bertaubatlah
kepada Tuhan yang menjadikan kamu” bahwa hal ini berarti Allah menyuruh
kita untuk sadar dan kembali ke jalan yang benar karena sebelumnya kita
menyembah patung anak lembu (Ikutlah kisah perjalanan musa maka kita dapat
mengetahui apa sebenarnya yang di maksud dengan anak lembu disini yang tidak
lain dalam kenyataan yang sesungguhnya di saat jaman Nabi Musa itu adalah
patung anak lembu yang di sembah oleh pengikut Nabi Musa).
** Dan Selanjutnya dalam artikel dia,
Dari perdebatan dengan netter Muslim eddie, gw punya
data tambahan untuk menegaskan sekali lagi bahwa BUNUH DIRI HALAL DALAM ISLAM,
jika niatnya adalah untuk membela Allah SWT/Muhammad, demi kepentingan
agama/din Allah SWT/Muhammad, untuk membela umat Muslim, untuk menghindari
neraka dan meraih surga.
ICU wrote:Tafsir Thabari Q4:29 tidak menyatakan pelarangan
apapun atau pembatalan apapun tentang Q 2:54.
Anda memakai tafsir pun tidak mengerti arti kalimat tafsir
itu….
Allah SWT/Muhammad tidak pernah
melarang Muslim bunuh diri sebagai usaha mati syahid dan menghindari api
neraka. Para Muslim yang mati bunuh diri di Q 2:54 dianggap Muhammad sebagai
syahid, dan itu sudah tertera hitam di atas
putih pada tafsir Thabari. Di tafsir Ibnu Kasir Q 4:66, hal itu diulangi
lagi, dengan menghubungkan perintah bunuh diri dengan mati syahid, sebagai
tanda takwa pada Allah SWT, dengan pahala SURGA.
** Nah…. Kalau sudah begini pemikiran
orang-orang seperti penulis artikel ini kira-kira apa yang terjadi di dunia?? Mungkin
saja yang terjadi adalah Saling bunuh dan Perang yang tiada hentinya!
Qur’an, An-Nisaa, ayat 66-69:
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu”, niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu”, niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
Masih dari perdebatan yang sama dengan Muslim eddie1984id:
eddie1984id wrote:Allah tidak menyukai (melarang) bunuh diri
(yang ditafsirkan sama dengan membunuh sesama muslim), karena itu barang siapa
baik yang membunuh diri maupun membunuh sesama muslim, akan masuk neraka, i
Kamu ngotot mengatakan demikian
karena belum baca berbagai Sira dan Hadis yang memberikan banyak contoh Muslim
bunuh diri demi keuntungan Allah SWT/Muhammad, sedangkan saya sudah membacanya.
Para pembom bunuh diri sedunia pun sudah membacanya, dan mereka mengambil
kesimpulan yang sama. Usaha bunuh diri demi Islam sudah berlangsung sejak jaman
Nabi, tapi tentunya tidak pake bom sebab bom (ciptaan kafir) belum dikenal
Muslim saat itu. Allah SWT/Muhammad mengijinkan Muslim membunuh diri sendiri
untuk kepentingan Islam dan Mujahidin. Hal ini susah untuk diperdebatkan tanpa
bukti. Untungnya, buktinya banyak di Qur’an + tafsirnya, hadis, dan Sira. Hadis
berikut adalah salah satu contohnya, bersangkutan dengan kekalahan tentara
Muslim di Uhud:
**Lihat kalimat yang
menyatakan “Para pembom bunuh diri sedunia pun sudah membacanya dan
mereka mengambil kesimpulan yang sama” Lah ini
sudah keterlaluan deh! Jelas-jelas pembom bunuh diri itu merupakan sebuah
tindakan yang sangat tidak di benarkan oleh para pemimpin agama mana pun...tapi
toh malah di benarkan oleh si penulis artikel ini!! Dan satu kalimat lagi yang
menyatakan “Allah SWT/Muhammad mengijinkan Muslim membunuh diri sendiri
untuk kepentingan Islam dan Mujahidin” Nah untuk yang
satu ini pengertiannya adalah Muhammad mengijinkan seorang muslim harus berani
berkorban di depan untuk melindungi Islam dan Mujahidin, untuk secara logikanya
pada teks “Muhammad mengijinkan Muslim membunuh diri” ini adalah bahwa kalau kita berada di barisan paling
depan tentu itu sama saja dengan mempertaruhkan nyawa yang berarti sama dengan
bunuh diri!
**Masih ada lagi contoh lain
di artikel penulis ini
Hadis di atas menjelaskan bahwa Muslim boleh berniat
mati menyerbu musuh, dan malah mengharapkan kematian, asalkan niatnya untuk
menguntungkan Allah SWT/Muhammad. Contohnya, Muslim boleh jadi tameng untuk
mati demi melindungi Muhammad. Hal ini terjadi di perang Uhud pada diri Abu
Talhah, dan tercatat di berbagai Sira. Abu Talhah berdiri di depan Muhammad
untuk menyambut terjangan anak2 panah di dada dan lehernya demi melindungi
Nabi.
(Hadis al-Mawarid Sahih (1896), al-Bukhari (3811, 4064), Muslim (1811)
Abu Talhah berkata, “Seperti ini wahai Nabi Allah! Semoga Allah mengorbankan diriku bagimu! Leherku, dan bukan lehermu.”
(Hadis al-Mawarid Sahih (1896), al-Bukhari (3811, 4064), Muslim (1811)
Abu Talhah berkata, “Seperti ini wahai Nabi Allah! Semoga Allah mengorbankan diriku bagimu! Leherku, dan bukan lehermu.”
** Ini bukan sama sekali mencerminkan
bunuh diri seperti melakukan bom bunuh diri di tempat berkumpulnya masyarakat
sipil yang tidak tahu apa-apa, atau bunuh diri gara-gara keputusasaan?
Pada Abu Talhah itu terjadi
peristiwa bunuh diri karena dirinya mengorbankan nyawa untuk melindungi seseorang
yang sangat penting di dalam hidupnya dari serangan anak-anak panah!
**Demikianlah untuk semua
hal ini saya rumuskan dan agar lebih di cermati lagi pengertiannya dan bisa
menjadi pelajaran buat orang-orang awam yang mempunyai pengertian yang sesat di
dalam kehidupannya. Jangan asal nembak sana sini, apalagi sampe pengertian yang
sesat ini di bawah-bawah ke tempat yang lainnya lagi untuk di teruskan, bisa juga
menimbulkan berbagai hal-hal yang sifatnya propaganda.
Ingatlah selalu bahwa di
dalam menafsir sebuah kalimat-kalimat suci dalam kitab apapun sebaiknya lebih
dulu anda tumbuhkan Iman anda, gunakan hati nuranimu untuk mencerna mana
sesungguhnya yang benar dan baik.
Penulis,
c.k.h
Tidak ada komentar:
Posting Komentar