Selasa, 12 Agustus 2014

Salah Memaknai Istilah Bunuh Diri Di Dalam Kitab Suci



Mengarjarkan Diri Sendiri Dan Orang Lain Kedalam Kesesatan Iman
         Saudara-saudara yang terkasih, sebelum saya menjelaskan lebih jauh tentang hal ini maka terlebih dahulu saya ingin memberikan beberapa saran bagi orang-orang yang mengartikan ayat-ayat suci dalam setiap kitab yang di miliki oleh masing-masing agama ini agar supaya bisa lebih berhati-hati dalam memaknai setiap kalimat-kalimat yang telah tertulis di setiap kitab.
Dari beberapa sumber yang saya dapat dan melihat kutipan-kutipan yang menjelaskan makna dari kalimat-kalimat ayat suci yang terdapat pada setiap kitab-kitab yang ada, masih banyak yang mengartikannya dengan secara harafiah saja tanpa tahu apakah kalimat itu bermakna lain atau tidak (Terminologis). Seperti kita telah ketahui bahwa Harafiah atau Harfiah itu adalah mengartikan suatu kalimat sesuai dengan apa yang tertulis saja dan ini tidak diartikan karena adanya makna lain yang tersirat di dalamnya, sehingga beberapa orang akan mengalami kesalah pahaman dari pengertian yang sesungguhnya.
Seiring dengan adanya kesalahan dalam pengertian sebuah kalimat, beberapa orang diantaranya malah mengajarkannya  ke orang yang lainnya lagi dimana orang yang di ajarkan itu kebetulan mempunyai tingkat pengetahuan dalam bidang itu juga sangatlah minim sehingga orang itu pun menerimanya begitu saja tanpa tahu apakah dia menerima ajaran yang salah atau kah sudah tepat? Lalu selanjutnya semua ini menjadi berantai dan mengumpulkan sejumlah kalangan atau kelompok-kelompok tertentu yang mempunyai pendirian atau jawaban yang sama dan menjadikan kelompok mereka ini di mata masyarakat sebagai kelompok aliran sesat atau mungkin kebalikannya menjadi kelompok aliran yang suci, tergantung bagaimana pola pikir yang mayoritas menanggapinya.
Sekarang mari kita lihat isi dari tema yang kita bicarakan disini.
Ada sebuah situs yang perlu kita teliti kebenaran dari pengertian mereka tentang hal “Bunuh Diri”. Sebuah kata yang seharusnya bagi manusia yang normal dan berpendidikan adalah yang berarti mendahului keputusan ALLAH sendiri.
Didalam situs ini terdapat ayat Qur’an, Sura Al Baqarah (2), ayat 54: yang menyatakan :
 Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri karena kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
**Lalu Penulis itu menulis artikel sebagai berikut:
Syafa bilang bunuh diri itu haram dalam Islam? Allah SWT sendiri menyuruh umatnya bunuh diri, saling bunuh antar bapak dan anak, demi mendapatkan pengampunan darinya. Yang mati bunuh diri bahkan disebutnya sebagai syahid.
(Sungguh luar biasa kan? Si penulis ini mungkin bagi saya adalah orang yang pikirannya terlalu sempit dalam mengartikan hal ini (Qur’an,Sura Al Baqarah (2),ayat 54) )
Padahal sesungguhnya arti dari “Bunuhlah dirimu” seperti yang tercantum dalam Qur’an, Sura Al Baqarah (2), ayat 54 itu tadi adalah meninggalkan hidup yang lama, karena di ayat ini ada tertulis kalimat “bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu” bahwa hal ini berarti Allah menyuruh kita untuk sadar dan kembali ke jalan yang benar karena sebelumnya kita menyembah patung anak lembu (Ikutlah kisah perjalanan musa maka kita dapat mengetahui apa sebenarnya yang di maksud dengan anak lembu disini yang tidak lain dalam kenyataan yang sesungguhnya di saat jaman Nabi Musa itu adalah patung anak lembu yang di sembah oleh pengikut Nabi Musa).
** Dan Selanjutnya dalam artikel dia,
Dari perdebatan dengan netter Muslim eddie, gw punya data tambahan untuk menegaskan sekali lagi bahwa BUNUH DIRI HALAL DALAM ISLAM, jika niatnya adalah untuk membela Allah SWT/Muhammad, demi kepentingan agama/din Allah SWT/Muhammad, untuk membela umat Muslim, untuk menghindari neraka dan meraih surga.
ICU wrote:Tafsir Thabari Q4:29 tidak menyatakan pelarangan apapun atau pembatalan apapun tentang Q 2:54.
Anda memakai tafsir pun tidak mengerti arti kalimat tafsir itu….
Allah SWT/Muhammad tidak pernah melarang Muslim bunuh diri sebagai usaha mati syahid dan menghindari api neraka. Para Muslim yang mati bunuh diri di Q 2:54 dianggap Muhammad sebagai syahid, dan itu sudah tertera hitam di atas putih pada tafsir Thabari. Di tafsir Ibnu Kasir Q 4:66, hal itu diulangi lagi, dengan menghubungkan perintah bunuh diri dengan mati syahid, sebagai tanda takwa pada Allah SWT, dengan pahala SURGA.
** Nah…. Kalau sudah begini pemikiran orang-orang seperti penulis artikel ini kira-kira apa yang terjadi di dunia?? Mungkin saja yang terjadi adalah Saling bunuh dan Perang yang tiada hentinya!
Qur’an, An-Nisaa, ayat 66-69:
Dan sesungguhnya kalau Kami perintahkan kepada mereka: “
Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampungmu”, niscaya mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),
Dan barang siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin,
orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
 
Masih dari perdebatan yang sama dengan Muslim eddie1984id:
 eddie1984id wrote:Allah tidak menyukai (melarang) bunuh diri (yang ditafsirkan sama dengan membunuh sesama muslim), karena itu barang siapa baik yang membunuh diri maupun membunuh sesama muslim, akan masuk neraka, i
Kamu ngotot mengatakan demikian karena belum baca berbagai Sira dan Hadis yang memberikan banyak contoh Muslim bunuh diri demi keuntungan Allah SWT/Muhammad, sedangkan saya sudah membacanya. Para pembom bunuh diri sedunia pun sudah membacanya, dan mereka mengambil kesimpulan yang sama. Usaha bunuh diri demi Islam sudah berlangsung sejak jaman Nabi, tapi tentunya tidak pake bom sebab bom (ciptaan kafir) belum dikenal Muslim saat itu. Allah SWT/Muhammad mengijinkan Muslim membunuh diri sendiri untuk kepentingan Islam dan Mujahidin. Hal ini susah untuk diperdebatkan tanpa bukti. Untungnya, buktinya banyak di Qur’an + tafsirnya, hadis, dan Sira. Hadis berikut adalah salah satu contohnya, bersangkutan dengan kekalahan tentara Muslim di Uhud:
**Lihat kalimat yang menyatakan “Para pembom bunuh diri sedunia pun sudah membacanya dan mereka mengambil kesimpulan yang sama” Lah ini sudah keterlaluan deh! Jelas-jelas pembom bunuh diri itu merupakan sebuah tindakan yang sangat tidak di benarkan oleh para pemimpin agama mana pun...tapi toh malah di benarkan oleh si penulis artikel ini!! Dan satu kalimat lagi yang menyatakan “Allah SWT/Muhammad mengijinkan Muslim membunuh diri sendiri untuk kepentingan Islam dan Mujahidin” Nah untuk yang satu ini pengertiannya adalah Muhammad mengijinkan seorang muslim harus berani berkorban di depan untuk melindungi Islam dan Mujahidin, untuk secara logikanya pada teks “Muhammad mengijinkan Muslim membunuh diri” ini adalah bahwa kalau kita berada di barisan paling depan tentu itu sama saja dengan mempertaruhkan nyawa yang berarti sama dengan bunuh diri!
**Masih ada lagi contoh lain di artikel penulis ini
Hadis di atas menjelaskan bahwa Muslim boleh berniat mati menyerbu musuh, dan malah mengharapkan kematian, asalkan niatnya untuk menguntungkan Allah SWT/Muhammad. Contohnya, Muslim boleh jadi tameng untuk mati demi melindungi Muhammad. Hal ini terjadi di perang Uhud pada diri Abu Talhah, dan tercatat di berbagai Sira. Abu Talhah berdiri di depan Muhammad untuk menyambut terjangan anak2 panah di dada dan lehernya demi melindungi Nabi.
(Hadis al-Mawarid Sahih (1896), al-Bukhari (3811, 4064), Muslim (1811)
Abu Talhah berkata, “Seperti ini wahai Nabi Allah! Semoga Allah mengorbankan diriku bagimu! Leherku, dan bukan lehermu.”
** Ini bukan sama sekali mencerminkan bunuh diri seperti melakukan bom bunuh diri di tempat berkumpulnya masyarakat sipil yang tidak tahu apa-apa, atau bunuh diri gara-gara keputusasaan?
Pada Abu Talhah itu terjadi peristiwa bunuh diri karena dirinya mengorbankan nyawa untuk melindungi seseorang yang sangat penting di dalam hidupnya dari serangan anak-anak panah!
 **Demikianlah untuk semua hal ini saya rumuskan dan agar lebih di cermati lagi pengertiannya dan bisa menjadi pelajaran buat orang-orang awam yang mempunyai pengertian yang sesat di dalam kehidupannya. Jangan asal nembak sana sini, apalagi sampe pengertian yang sesat ini di bawah-bawah ke tempat yang lainnya lagi untuk di teruskan, bisa juga menimbulkan berbagai hal-hal yang sifatnya propaganda.
Ingatlah selalu bahwa di dalam menafsir sebuah kalimat-kalimat suci dalam kitab apapun sebaiknya lebih dulu anda tumbuhkan Iman anda, gunakan hati nuranimu untuk mencerna mana sesungguhnya yang benar dan baik.
Penulis,
c.k.h  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar