Minggu, 10 Agustus 2014

Penyebab Mengapa Manusia Lebih Suka Menghujat Sesamanya



(c.k.h)Sby.10. Dunia sebagai tempat kita berpijak, tempat kita hidup, tempat kita untuk bekerja, tempat dimana kita bisa bersosialisasi dan sebagai tempat untuk berkembang biak. Namun ada satu hal yang mulai mengartikan dunia sebagai tempat biangnya Dosa! Dengan hal ini kita mengartikan dunia sebagai bagian dari kejahatan. Dengan berkumpulnya bukti-bukti terjadinya tragedi-tragedi kemanusiaan seperti pembantaian umat manusia, pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan maka lengkaplah sudah arti baru bagi dunia yang di ridohi sebagai tempat biangnya Dosa. Semua ini terjadi karena dari manusianya sendiri, bukan di sebabkan oleh Dunia kita. Kita-lah biang dosa sesungguhnya. Kita-lah yang sering menjadi pembuat onar di muka Bumi ini.

Demikian pula dengan segala sesuatu yang menjadi bagian dari diri kita sendiri sering kita membuatnya menjadi bermakna berlawanan satu sama lain, disisi lain kita menerima masukan yang benar, namun disisi yang lainnya lagi kita menerima masukan yang sesat. Kita tidak pernah menyadari hal itu hingga pada saat kita sudah tersandung baru kita mulai mencari kembali makna hidup yang sebenarnya, kita sudah terlanjur dan tersesat, ini sangat mungkin membuat kita terlanjur kecewa dan menyesal pula sehingga menimbulkan kontradiksi di dalam pemikiran kita yang tidak konsisten adanya. Kekecewaan itu bisa berlangsung lama bisa juga berlangsung sementara. Bila waktu yang di perlukan untuk menyadari semuanya ini membutuhkan proses yang sangat lama maka kita bukan tidak mungkin akan terjerumus dalam keputus asaan yang akhirnya berujung pada kematian.

Tetapi di jaman sekarang ini Manusia sudah mengalami berbagai perubahan perkembangan pola pikir. Tetapi sangat di sayangkan… perubahan ini malah membuat pola pikir Manusia malah menjadi semakin jahat! Manusia sudah semakin pintar namun semakin mengakali atau membodohi sesama manusianya. Mereka karena kepintaran yang telah dimilikinya telah melupakan asal usul pengetahuan mereka, sehingga banyak diantara kita berpikir kalau semua itu dikarenakan kita’nya yang pintar bukan pengetahuannya. Bahkan teori-teori di jaman dulu sudah banyak di miringkan akibat pola pikir kita yang terlalu merasa lebih baik daripada sumbernya. Kita membuat semua sejarah-sejarah dulu bisa berubah dengan dalih yang kita buat sendiri. Maka disinilah sisi Manusia memperlihatkan keangkuhannya, kesombongannya dan kekuatannya sendiri. Maka tidak heran kalau orang-orang sudah bisa membuat rumusan baru dari sejarah-sejarah dulu dengan mengklaim sejarah dulu dan membenarkan pendapatnya sendiri yang notabene hanya mengutip dari satu sumber ke sumber lain yang berbeda-beda. Namun bagaimanapun sudah mewujudkan keangkuhan mereka kepada sumber aslinya.

Adanya perubahan-perubahan ini bisa berdampak pada perdebatan yang tidak sehat, saling complain sana sini, saling tuding dan saling menyalahkan, sehingga dari sini lahir mulut Manusia yang mulai melakukan penghujatan-penghujatan! Agama pun bahkan di Hujat karena ketidak benarannya menurut pendapat mereka sendiri. Mereka akan memanuver segala sumber aslinya, mengganti dengan sebuah teori baru menurut hasil survey mereka sendiri. Dari hal ini maka timbul kemenangan-kemenangan dari orang-orang ini untuk bisa melecehkan serangkaian pendapat-pendapat yang sesungguhnya ada pada kebenaran, dan lebih hebat lagi sang narasumber di buat takjub dengan adanya bukti-bukti baru itu. Maka dengan demikian orang-orang yang berada pada golongan ini akan semakin suka bahkan ada rasa puas bilamana mereka bisa menghina narasumber-narasumber yang asli. Hujatan demi hujatan yang mereka keluarkan akan membuat orang-orang awam yang tidak tahu apa-apa akan semakin simpatik kepada mereka (Tukang Penghujat Kebenaran).  Namun bagaimanapun mereka juga tidak menyadari kalau apa yang mereka dapatkan dari semuanya itu telah membodohi diri mereka sendiri yang menyangka kalau mereka sudah mempelajari yang sebenarnya namun sesungguhnya salah besar! Kebanyakan orang-orang dari golongan ini adalah orang-orang yang beriman lemah, pintar tetapi fanatisme, tertutup dan kurang pergaulan yang menyebabkan wawasan mereka dalam hal kemanusiaan, agama dan sosial sangat-sangat minim.

Kesimpulannya,
Manusia yang suka menghujat atau menyalahkan pendapat orang lain dan susah menerimanya adalah orang-orang yang tidak pernah mau mengoreksi diri sendiri seberapa besar kesalahannya yang sebenarnya.

Penulis & Penerbit
C.K.H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar