Jumat, 22 Agustus 2014

Anggapan "Hanya Dengan Cinta Belum Cukup" Adalah Salah



Apakah sebenarnya yang di maksudkan dengan kata “Cinta”?

Cinta adalah suatu perasaan yang didasari atas dasar suka karena adanya daya tarik khusus pada sesuatu yang kita jumpai dengan rasa ingin memiliki untuk selamanya. Cinta bukan saja terjadi antara manusia dengan manusia tetapi dapat pula terjadi antara manusia dengan sebuah benda. Cinta sangat sulit untuk ditaksir atau di ukur besarnya karena Cinta merupakan ungkapan perasaan yang datangnya secara otomatis tanpa harus di pikirkan terlebih dahulu,sehingga pikiran kita terkadang sudah tidak mampu lagi untuk membedakan mana yang baik mana yang salah, mana yang buruk dan mana yang bagus. Cinta sebuah karunia terbesar yang di berikan oleh Allah kepada manusianya, cinta yang tidak akan pernah padam di dalam lubuk hati manusia manapun di dunia ini,tinggal bagaimana cinta itu akan bekerja nantinya disaat-saat tidak terduga.

            Masih banyak manusia di dunia ini yang mengartikan kata “Cinta” dengan pandangan yang salah. Cinta monyet, cinta bersemi kembali, cinta gila, cinta sesaat, dan sebagainya merupakan sekian dari kesalahan pengertian tentang kata “cinta”. Semua yang tersebut di atas pada hakikatnya tidak di benarkan dalam pengertian “cinta”, karena cinta adalah sebuah ungkapan perasaan yang sangat murni dan tidak ada lagi kata cinta untuk yang lainnya. Seperti Allah mencintai umatnya yang berarti hanya umat manusia sajalah yang di cintai oleh Allah, tidak ada lagi yang lainnya dan tidak ada persamaannya. Pernahkan kalian dengar Allah mencintai binatang-binatang ciptaannya? Maka oleh sebab itu Cinta tidak mempunyai pilihan lain, cinta itu sejati dan abadi.

            Cinta tidak dapat di golongkan pada kata “kasih” dan “sayang” karena ke dua istilah itupun mempunyai makna tersendiri. Kasih dan Sayang adalah suatu perasaan yang mencakup keseluruhan dari pandangan kita pada sesuatu yang kita lihat dan kita  jumpai. Kata “kasih” lebih bermakna kepada kata “kasihan” yang berarti kita hanya terhanyut pada keadaan seseorang yang terlihat lebih menderita dari pada diri kita sendiri atau dapat pula di artikan sebagai suatu pandangan keadaan sosial yang melibatkan kesetaraan derajat kemanusiaan, seperti kita mengasihi sesama manusia, Sedangkan kata Sayang juga termasuk dalam arti yang luas yang berarti kita memilih sesuatu yang menjadikan diri kita berharga dan sebagai bagian dari sesuatu itu. Kata sayang lebih sering di gunakan dalam ungkapan perasaan kepada orang yang kita cinta,seperti “aku menyayangimu”, namun kita tidak pernah menyadari bahwa kalimat itu tidak berarti “aku mencintaimu”, kata menyayangi lebih mengarah kepada ungkapan keseluruhan dalam arti umumnya dan tidak terkhususkan dalam arti yang sangat istimewa, jadi sifatnya tidak sepenuhnya dia bertanggung jawab terhadap sesuatu yang bersangkutan dengan dirinya itu, sebagaimana kita menyanyangi orang tua kita. Sayang tidak berarti sebuah ketertarikan dua hati antara pria dan wanita tetapi kata sayang lebih terfokus pada kedekatannya saja. Cinta mempunyai keterikatan yang sangat kuat, sehingga terkadang orang-orang rela mengorbankan dirinya demi sesuatu yang di cintainya, dia akan berjuang mati-matian untuk mempertahankan sesuatu hal itu. Maka ada pepatah yang mengatakan bahwa “Cinta itu adalah buta tapi jangan sampai kita di butakan oleh cinta”.

            Jadi pemaparan ini sudah jelas bahwa Cinta itu sangatlah murni dan kekal, manusia akan mencari jalan untuk tetap mempertahankan cintanya itu sampai maut menjemput dirinya. Sekarang apa yang sering di katakan oleh orang-orang di jaman modern ini bahwa “Hanya dengan cinta belum lah cukup!” mengapa di katakan demikian? Karena cinta terlalu di kaitkan dengan masalah kehidupan seseorang, dengan masalah materi, masalah ketidak keseimbangan di dalam sebuah rumah tangga dan sebagainya yang merupakan suatu pengertian yang sangat sempit! Apakah mungkin kalimat itu pertama kali di keluarkan oleh seorang wanita super materialistis?? Ini sungguh keterlaluan, tidak punya dasar dalam memahami kata cinta yang sebenarnya sehingga menjadikan harta di atas segala-galanya sebagai virus cinta akan harta untuk orang-orang yang lebih mengutamakan Harta! Sekarang timbul pula sebuah cerita rakyat yang berekonomi rendah di dalam keluarganya, mereka pun mengatakan bahwa untuk bertahan hidup tidak cukup hanya dengan cinta buktinya suami saya mencintai saya namun keluarga saya terkatung-katung hidupnya, anak saya sampai disuruh bapaknya mengemis di jalan untuk menyambung kelangsungan hidup kami, sungguh saya menyesal hanya menerima seseorang dalam hidupku berdasarkan cinta saja tanpa saya tahu terlebih dahulu bagaimana kerjanya dan mampukah dia menghidupi keluarganya kelak? Ini adalah salah satu pengertian yang juga telah terjangkit oleh virus cinta akan harta, walaupun bukan harta yang menjadi tujuannya namun tetap dalam hal ini harta masih di atas cinta karena penyesalannya yang menjadikan dia mengangkat harta di atas cintanya. Padahal sesungguhnya harta itu tidak akan pernah bisa di atas dari cinta, cinta adalah segala-galanya di dunia ini bahkan cintapun dapat menjadi simbol perdamaian dunia, tetapi Harta tidak akan pernah bisa menjadi simbol perdamaian dunia bahkan harta dapat menjadikan manusia sebagai penguasa duniawi!
Seperti yang telah saya jelaskan di atas bahwa cinta adalah sebuah ungkapan perasaan yang sangat murni dan tidak ada lagi kata cinta untuk yang lainnya. Yang berarti manusia hidup hanya didasari oleh cinta saja dan harta tidak termasuk di dalamnya. Contoh diatas menyatakan ketidak mampuan sebuah cinta di dalam rumah tangga, padahal di dalam kehidupan berumah tangga seseorang yang penuh dengan cinta maka kekurangan itu tidak akan pernah terjadi, intinya seorang pria yang memang sungguh-sungguh mencintai seorang wanitanya maka dia tidak akan pernah membiarkan wanitanya itu sampai menderita di dalam kehidupannya, cinta yang benar akan selalu berusaha untuk membahagiakan seseorang, cinta itu akan berjuang habis-habisan demi kebahagiaan seseorang sehingga seseorang itu entah pria atau wanita tidak akan kekurangan dalam kehidupannya sehingga derajat cinta itu bisa dikatakan murni. Kalau si dia mengatakan cinta kepadamu namun didalam kehidupanmu si dia sulit memenuhi harapanmu (dalam hal ini harapan yang sewajarnya) maka itu berarti bukan cinta namun bisa saja itu sebatas “kasih” atau “sayang”. Kecuali bilamana harapan kamu itu bukan harapan yang sewajarnya di mata umum, seperti permintaan harta benda yang sangat mahal, rumah yang banyak, mobil yang banyak dan sebagainya namun tidak sesuai dengan penghasilan pasangan anda yang hanya mampu memenuhi harapan yang sewajarnya saja maka kembali kepada anda sendiri dan yang terjadi “apakah anda mencintai pasangan anda juga??” Kalau anda juga mencintai dirinya apa adanya maka tentu anda bisa menerima segala-galanya dengan rasa syukur. Selama anda tidak mati kelaparan atau terpaksa jadi pengemis maka bersyukurlah apa adanya pasanganmu itu, jangan minta terlalu berlebihan yang membuat pasangan anda itu setengah dari badannya ada di dalam tanah. Seorang wanita yang materialistis tidak akan pernah bisa mempunyai cinta sejati, kecuali dia tidak lagi mendapat gelar itu.
Cinta di wujudkan di dalam tanggung jawab kita. Didalam kehidupan berumah tangga, sang suami yang sungguh-sungguh mencintai istri dan anak-anaknya haruslah bisa bertanggung jawab, harus bisa menghidupi istri dan anaknya, sang suami harus benar-benar berusaha bekerja sekuat tenaganya demi keluarganya yang tercinta. Hal ini jelas bahwa cinta dapat memenuhi kebutuhan orang-orang yang dicintainya, jadi bukan karena adanya factor “X” maka sang suami tidak mau berusaha lebih jauh dari itu. Namun sebaliknya apa bila sang Istri yang permintaannya terlalu berlebihan (yang bukan sewajarnya) menuntut dari sang suami yang kerjanya hanya pas-pasan maka kembali kepada istrinya, apakah sang Istri juga tulus mencintai suaminya??

Kesimpulan,
Cinta tidak akan pernah membiarkan seseorang menderita di dalam genggamannya. Cinta akan selalu berusaha dan terus berusaha menyenangkan hati seseorang selama seseorang yang di cintai itu masih dalam batas-batas tertentu atau tidak mempunyai pengharapan yang berlebihan. Jadi pada hakekatnya cinta tidak dapat dibandingkan dengan harta, karena harta itu sendiri datangnya dari cinta, sehingga pepatah yang mengatakan bahwa “Hanya dengan cinta belumlah cukup” adalah kesalahan dalam pemahamannya.

Salam Damai,
Penulis & Penerbit
C.K.H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar